Rabu, 12 Mei 2010

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT

PENDAHULUAN
Masyarakat merupakan slah atu unsur eksternal masyarakat yang keberadaannya juga menunjang keberhasilan dunia pendidikan.Peran aktif masyarakat sangat diperlukan untuk pengembangan lembaga pendidikan yang ada, sehingga lembaga pendidikan lebih kreatif dan inovatif dalam pengelolaannya.akan tetapi permasalahan pendidikan pada umumnya dan khususnya di Indonesia adalah terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sekolah atau madrasah.Hal ini bissa menyebabkan dampak yang kurangbaik pada lembaga pendidikan itusendiri, seperti terbelengunya kreativitas dan inovasi sekolah tersebut. Lebih jauh lagi lembaga pendidikan yang besangkutan baik itu sekolah ataupun madrasah seakan terisolasi dari lingkungan masyarakatnya yang secara berangsur-angsur menurunkan rasa memiliki masyarakat terhadap institusi tersebut.
Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kondisi tersebut.pertama, mungkin hal itu terjadi karena memang masyarakat sendiri yang bersifat pasif, atau bias jadi sekolah itu sendiri yang memiliki visi dan pengetahuan yang terbatas dalampengelolaan sekolahnya. Di samping itu mungkin juga karena kebijaka pemerintah yang kurang konusif terkait dengan dunia pendidikan.


Kontribusi masyarakat sebagai tempat tumbuhnya kehidupan sekolah merupakan faktor hakiki dalam pengembangan sekolah maupun proses pembelajarannya.semakin dekat dan semakin tinggi keterlibatan masyarakat dalam kehidupan sekolah maka akan semakin efektif proses pembelajaran di sekolah atau madrasah. Keterlibatan tersebut akan memberikan suatu keuntungan timbal balik yang ppada akhirnya integrasi sekolah dalam kehidupan masyarakatnya dapat terjadi secara harmonis.
Untuk itu dalam makalah yang singkat ini kami akan membahas seputar manajemen partisipasi masyarakat diantaranya :
1.ruang lingkup manajemen mayarakat
2.manfaat manajemen masyarakat
3.bentuk bentukpartisipasi masyarakat
4.prinsip-pinsip membangun keterlibatan

A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT
Istilah manajemen barangkali sudah merupakan konsep yang umum difahami, secara sederhana merupakan berbagai kegiatandalam kaitannya dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelakanaan (akuiting), dan pengendalian (controlling). Dalam konteks pengembangan madrasah, manajemen partisipasi ini lebih difokuskan bagaimana melakukan partisipasi masyarakat (community support). Kegiatan peneglolaan partisipasi masyarakat ini dimulai pada berbagai kegiatan empiris pengelolaan sekolah unggulan yang digunakan sebagai standar pengelolaan (sering disebut sebagai benchmarking) serta kaitannya dengan kelayakan (feasibility)program partisipasi dalam rangka pengembangan madrasah di masa yang akan datang. Disamping hal tersebut assessment dan evaluasi program partisipasi dilakukan baik diawal hingga diakhir program. Manajeman pada kbteks ini dapat dikatakan sebagai rangkaian bebagai aktivitas pengelolaan partispasi masyarakat yang meliputi hal sebagai berikut:

Perencanaan Program
Implementasi Program
Moitoring ( pendalaman )
Evaluasi

Keempat aktivitas inilah yang akan menjadi perhatian dalam pembahasan modul ini. Sedangkan yang dimaksud manajemen partisipasi masyarakat merupakan berbagai bentuk interaksi antara masyarakat dengan madrasah yangdapat dikembangkan sebagai kebutuhan kedua belah pihak. Masyarakat yang dimaksud lebih dari sekelompok orang maupun perorangan yang memiliki hubungan atau kebutuhan baik langsung maupun tidak dengan madrasah. Secara lebih luas, masyarakat merupakan lingkungan luar (lingkungan eksternal) dari madrasah yang memiliki hubungan-hubungan yang secara khusus berpangaruh terhadap proses pembelajaran. Lingkungan eksternal tersebut antara lain:
Pemerintah daerah
Kelompok Orang Tua Murid
Yayasan
Dewan Madrasah
Pesantren
Asosiasi Profesi
Lembaga Swadaya Masyarakat
Masyarakat Umum
Lembaga-lembaga Sosial
Perbankan, dll.

Barangkali masih terdapat berbagai ilustrasi yang secara khusus dan melembaga telah berfungsi dalam pengembangan madrasah di daerah-daerah tertentu. Keadaan lingkungan eksternal ini memang bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Demikian juga dengan tingkat partisipasi ataupun hubungan yang telah dibagun selama ini. Akan tetapi pada esensinya lingkungan eksternal diatas merupakan institusi-institusi yang secara langung berperan dalam pengembangan madrasah.

B. MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hubungan madrasah dengan masyarakat merupakan hubungan yang bersifat timbal balik (saling memberi dan menerima dan barangkali juga bersifat saling menguntungkan (mutual benefit)). Disamping itu hubungan tersebut juga bersifat hakiki dalam arti harus ada yang dikembangan untuk menjamin keberlangsungan madrasah. Manfaat partisipasi masyarakat tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut (diadopsi dari pidarta, 1988):

MANFAAT HUBUNGAN MADRASAH DENGAN MASYARAKAT
Bagi MADRASAH
Bagi MASYARAKAT
Memperbesar dorongan untuk mawas diri
Memudahkan memperbaiki pengelolaan madrasah
Mengurangi miskonsepsi masyarakattentang madrasah
Mendapatkan kritik dan saran dari masyarakat
Memudahkan meminta bantuan dan dukungan dari masyarakat
Memudahkan menggunakan media pendidikan di masyarakat
Memudahkan pemandatan nara sumber

Mengetahui aktivitas madrasah dan program-programnya
Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan madarasah lebih mudah diwujudkan
Mendapatkan nilai tambah dalam hal inovasi dan kreativitas madrasah
Memberikan harapan yang lebih baik terhadap masa depan anak-anak
Menyalurkan dukungan (amal, zakat, dan infaq) dari masyarakat
Mendorong terciptanya masyarakat madani.

Hubungan yang bersifat timbal balik ini secara bertahap akan meningkatkan ketahanan hidup madrasah. Masyarakat menjadi puas dan merasa memilikinya semakin besar, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap madrasah dapat terbina secara lebih baik.
C. BENTUK-BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT
Keberadaan madrasah pada lingkungannya baik lingkungan sosial maupun budayanya harus memberikan keuntungan maupun keunggulan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Apresiasi (penghargaan) masyarakat terhadap dunia pendidikan hingga saat ini dapat dikatakan masih relatif tinggi. Akan tetapi, hal ini tidak sejalan dengan keterlibatannya. Keterlibatan lagsung mereka terhadap pengembangan madrasah pada umumnya masih bersifat terbatas dan bahkan cenderung pasif, sehingga diperlukan pengelolaan yang optimal untuk maenggalang partisipasi tersebut.
Beberapa bentuk partisipasi masyarakat secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:

1.Keterlibatan Orang Tua Murid (OTM)
Berbagai studi yang menyatakan bahwa keterlibatan OTM dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah memiliki konstribusi yang sangat baik pada efektivitas proses pembelajaran. Peran OTM yang secara konsisten memberikan perhatian terhadap aktivitas sekolah, berpengaruh terhadap keberhasilan anak dan proses pembelajaran. Keterlibatan OTM tersebut dapat berbentuk seperti:
a.Keterlibatan dalam kegiatan madrasah. Kegiatan ini dapat terjadi seperti kegiatan-kegiatan pengupulan dana untuk kegiatan ekstrakulikuler, perayaan hari nasional dan hari besar agama Islam, pengelolaan pondok Ramadhan dsb.
b.Keterlibatan dalam kegiatan instruksional Madrasah. Kegiatan ini lebih bersifat kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran di madrasah, seperti halnya penentuan kurikulum, perencanaan evaluasi hasil belajar, penerimaan murid baru dan kegiatan ekstra maupun intra kulikuler lainnya. Pada umumnya kegiatan ini dilembagakan dalam organisasi Badan Pembantu Penyelenggaraan Pengajaran (BP3).
c.Keterlibatan dalam aktivitas belajar di rumah. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat membantu (tutorial) anak pada saat belajar di rumah. Dari berbagai studi menunjukan keterlibatan ini memiliki kontribusi dalam mendorong hasil pencapaian belajar anak (student achievent).
d.Keterlibatan dalam menjalin hubungan (komunikasi) antara sekolah dan rumah. Kedekatan (proximity) antara lingkungan rumah dan sekolah atau arangkali lebih konkritnya adalah antara OTM dan guru dapat mengurangi jarak atau menghilangkan rintangan hubungan yang dialami murid dan guru (psycological distance and barrier) yang merupakan hambatan untuk belajar.
e.Keterlibatan dalam mengelola madraasah. Keterlibatan ini bersifat langsung terhadap pengelolaan sekolah seperti pada proses konsultasi, pemberian nasehat hingga pada implementasi program.

2.Keterlibatan Dewan Madrasah/dewan Penyantun (DM)
Dewan madrasah atau di berbagai sekolah juga disebut sebagai dewan penyantun terbentuk dari berbagai unsur masyarakat dapat melipui berbagai komponen, seperti: pemilik yayasan, tokoh masyarakat, perwakilan orang tua murid, perwakilan guru, perwakilan masyarakat seputar madrasah, dan lain-lain. Pada dasarnya DM merupakan lembaga yang secara langsung memiliki akses ke publik (masyarakat). Di beberapa tempat, keberadaan DM ini sangat membantu dalam membangun dukungan baik finansial maupun dukungan lainnya untuk pekembangan atau pembaharuan madrasah. Dalam kaitannya dengan pembentukan DM, berdasarkan fakta empiris menunjukan bahwa terdapat lima hal yang perlu mendapatkan perhatian, meliputi:
3.Sumber Daya Manusia (rekrutmrn anggota masyarakat dalam lembaga ini). Keterlibatan berbagai pihak dalampengelolaan madrasah secara tidak langsung mengakumulasi potensi beragam sumber daya manusia yang dapat memberikan dukungan terhadap pengelolaan madrasah. Salah satu fungsi utama pembentukan DM adalah untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki (involvement and belongingness) terhadap madrasah.
4.Hubungan publik (pemasaran yang agresif). Aspek ini merupakan faktor yang fundamental, dikarenakan melalui kegiatan ini, madrasah berusaha menjual ide dan gagasan kepada masyarakat pengguana. Beberapa studi menunjukan kelemahan yang mendasar dari pengelolaan madrasah pada umumnya adalah lemahnya bahkan tidak efektifnya hubungan publik (pamasaran madrasah) kepada masyarakatnya.
5. Sumber Daya Keungan (pencarian sumber-sumber keuangan lainya). Sebagai salah satu sumber daya pengelolaan yang penting, mencari sumber-sumber pembiayaan madrasah (income generatingi) diluar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) membutuhkan pemikiran yang inovatif dari berbagai pihak.
6.Pelayanan kepada masyarakat (keterlibatan siswa dan sekolah dalam pembangunan masyarakat).
7.Membangun keunggulan (identitas madrasah). Pada iklim persaingan madrasah secara sehat, tujuan akhir dari pengelolaan madrasah adalah mendapatkan keunggulan yang menjadikan madrasah memiliki sifat dan karakteristik khususnya yang dikenal oleh sasaran (publik).
3.Keterlibatan Jaringan Asosiasi Profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat
Profesi pendidikan memiliki suatu asosiasi yang memiliki kepentingan (interest) dan komitmen (commitment) yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Tidak diragukan lagi, bahwa komitmen tersebut merupakan salah satu ikatan dari berbagai individu, kelompok maupun institusi untuk bergabung bersama berbagai pengalaman dan pengetahuan demi kemajuan profesi mereka.
4.Keterlibatan Pemerintah Daerah
Sebagai salah satu unsur dari sistem politik, pemerintah daerah memilki kewenangan dan peran yang menentukan dalam perkembangan SDM da daerahnya. Keterlibatan unsur pemerintah daerah dalam pengelolaan madrasah akan memberikan peluang bagi madrasah untuk dapat menterjemahkan program pemerintah yang dapat difalitasi (dibantu) oleh madrasah.
Diberbagai Negara dengan sistem pendidikan yang telah terbentuk dengan baik, ketertarikan hubungan masyarakat dan sekolah merupakan faktor kunci keberhasilan sekolah. Di beberapa sekolah di negeri ini, sistem tersebut telah diadopsi dan memberikan hasil yang baik. Meskipun proses pengadopsian sistem tersebut harus dilakukan dengan cermat yang didasari oleh berbagi pertimbangan-pertimbangan lokal. Beberapa contoh bentuk partisipasi nyata dari masyarakattersebut antara lain adalah dalam bentuk (Prianta. 1988):
1.Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putra –putrinya di rmah dan memberikan laporan atau berkonsultasi dengan madrasah.
2.menyediakan fasilitas belajar di rumah dan membimbingnya agar giat belajar.
3.menyediakan perlengkapan belajar
4.melunasi SPP dan dan bantuan pendidikan lainnya
5.memberikan kritik terhadap madrasah
6.Orang tua bersedia datang kesekolah apabila diundang
7.Membantu fasilitas belajar di madrasah dalam bentuk pemberian (amal, infaq, zakat, dan sodaqoh)
8.Meminjami fasilitas danperalatan belajar, seperti: kebun untuk percobaan, alat pertukangan dsb.
9.bersedia menjadi tenaga pelatih dan nara sumber
10.menerima para siswa pada saat kerja lapangan (praktek)

D. PRINSIP-PRINSIP MEMBANGUN KETERLIBATAN/PARTISIPASI MASYAKAT (COMMUNITY SUPORT)
Pada dasarnya upaya untuk menarik keterlibatan masayarakat dalam penegelolaan madrasah lebih didasari upaya untuk “membangun hubungan yang saling percaya (trust relationship). Prinsip hubungan ini merupakan nilai dasar (basic value) dari institusi pendidikan. Kemauan masyarakat untuk menyekolakan anaknya merupakan salah satu dari aktualisasi hubungan ini. Dengan demikian hubungan saling percaya merupakan kunci sukses dari madrasah di masa mendatang.
Dalam mewujudkan hubungan yang saling percaya, terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan sebagai acuan. Prinsip tersebut diasarkan pada sistem nilai yang berlaku pada masyarakat dan akan bervariasai dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, seperti: (Djohani, R. 1996)
1. Mengutamakan Kesetaraan dan Etika.
Menekankan pada kesetaraan program dan target program merupakan kunci pokok dalam keberhasilan membangun partisipasi masyarakat. Melalui kesetaraas ini proses komunikasi dan belajar dari kedua belah pihak dapat berlangsung relatif lebih mudah. Melalui prinsip kesetaraan ini juga akan terbangun suatu etika hubungan yang saling menghargai yang didasari oleh norma-norma yang berlaku.
2. Mengutamakan keterbukaan dan kejujuran
Keterbukaan dan kejujuran ibarat dua keping mata uang yang salin berkaitan. Implikasi dari keterbukaan adalah kejujuran. Sifat keterbukaan akan menghilangkan kecurigaan dan pada akhirnya dapat menumbuhkan suatu sikap saling percaya.
3. Memberikan manfaat secara timbal balik
Prinsip ini juga tak kalah pentingnya dalam membangun partisipasi masyarakat. Meskipun pendidikan merupakan layanan yang berfungsi sosial, akan tetapi pemberian nilai tambah, baik dalam bentuk sosial seperti pengakuan, status sosial, kepuasa dan lain-lain, maupin berbentuk material seperti meningkatkan pendapatan, perbaikan keidupan masyarakat dan lingkungan, akan dapat menarik perhatian mereka.
4. Pemberdayaan (penguatan) masyarakat
Satu hal yang penting dalam melibatkan masyarakat untuk mengembangkan program adalah dengan lebih mengutamakan pada program yang dapat menguatkan dan juga memberikan nilai tambah bagi mereka. Penguatan ini juga dapat dilihat bahwa keterlibatan mereka juga mendorong mereka untuk memiliki akses (kesempatan) dan kontrol (suatu kemampuan untuk memutuskan dan memilih) terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitar mereka.
Pada dasarnya membagun partisipasi masyarakat bertujuan untuk lebih meningkatkan tingkat keterlibatan masyarakat terhadap kegiatan-kefietan madrasah. Akan tetapi, diamping mengembangkan bentuk yang baru, memelihara hubungan-hubungan yang telah terjalin merupakan langkah yang tidak kalah pentingnya. Melalui pemeliharaan hubungan inilah yang mampu membuat keberlanjutan dan ketahanan jaringan (network) keterlibatan masyarakat. Terdapat sebuah konsep yang cukup populer dalam mempertahankan hubngan dengan masyarakat, yaitu: pelanggan lama lebih baik dari pelanggan baru (old cudtomer are better than new customer).
Ada juda satu konsep yang mengatakan ”memelihara hubungan lebih sulit dari pada membuat hubungan baru”. Akan tetapi fakta yang terjadi di lapangan dari berbagai pengalaman menunjukan bahwa memelihara hubungan yang telah ada seringkali tidak diperhatikan yang berakibat semakin pudarnya hubungan tersebut dan membutuhkan suatu usaha yang lebih untuk mendapatkannya kembali. Pemeliharaan hubungan (jaringan) madrasah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai media, antara lain: kartu ucapan, buletin kegiatan madrasah, undangan dsb.
E. SIMPULAN
Dalam manajemen partisipasi masyarakat ini lebih di tekankan bagaimana pihak sekolah dan masyarakat bisa menjalin kerja sama, sehingga keduanya saling mengisi, yaitu masyarakat menyekolahkan anak-anaknya dan sekolah memajukan taraf kehidupan masyarakat menuju hidup yang lebih baik.
Dalam menjalin kerja sama antara pihal sekolah dan masyarakat, mereka harus mengutamakan kesetaraan dan etika, mengutamakan keterbukaan dan kejujuran, mengutamakan memberi manfaat secara timbal balik, dan pemberdayaan atau penguatan masyarakat. Langakah-langkah ini diambil dengan harapan terjalin kerja sama yang balik dengan tidak adanya dugaan-dugaan yang dapat menyebabkan saling acuh tak acuh.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen agama republik Indonesia, In service training KKM MTs/MI, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) IAIN Jakarta, Jl. Kertamukti No 5 Pisangan Ciputat 15419
Read more "MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT..."
 

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Blog Tricks

Powered By Blogger

Easy Blog Tricks

Powered By Blogger

Grey Floral ©  Copyright by PARA MUJAHID | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks