Selasa, 16 Februari 2010

Apa yang paling mahal?

Tatkala dagangan sepi Abu Mawas berkeliling pasar dan entah apa yang dipikirkannya tiba-tiba ia masuk kedalam toko perhiasan.

"Kong apa yang paling mahal disini?" tanya Abu Mawas. "Oew..ow... Abu lagi banyak duit yach? Nggak nyangka Abu tertarik juga sama barang mahal" sambut penjual perhiasan, sebut saja Ong tapi karena janggal sering dipanggil Kong atau O'ong. Abu hanya membalas dengan senyuman. Mungkin Abu merasa geli dengan sambutan tersebut, entahlah apa yang ada dipikiran Abu dengan senyumnya yang penuh misteri.

O'ong mengeluarkan sebuah peti kecil dari brangkas. "Anda cukup aneh kenapa barang bagus malah diumpetin bukanya dipajang?" Sambut Abu.

"Oew owe... ini yang namanya berlian, saya sediakan khusus buat yang paham saja saya tidak mau mencampur dengan dagangan lainnya." Jawab O-ong.



"Bagaimana Kong tahu kalau itu barang mahal?" tanya Abu.

"Oe juga tadinya tidak ngerti, tapi setelah tanya-tanya tahu juga kenapa berlian menjadi mahal. Ini adalah batu langka yang dipahat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Sebelumnya hanya bongkahan batu yang tersedia di alam ini. Dan kadarnyapun berbeda-beda." Jelas Ong.

"Bagaimana saya dapat mengetahui kadar atau nilainya Kong?" Tanya Abu.

"Yakni karat (carat), warna (color), kejernihan (clarity), dan pemotongan (cutting), atau sering disingkat menjadi 4C. Agar lebih jelas Abu perlu kaca pembesar ini." Kong menjelaskan sambil menyodorkan kaca pembesar.

Abu manggut-manggut namun ia berpikir keras menerjemahkan apa yang dijelaskan Kong. Saat itu otaknya mencoba merekam apa yang dijelaskan Kong. "Orang kok bisa yach beli sesuatu yang mahal yang hanya bisa diketahui sedikit orang saja dengan cara yang rumit pula." Gumam Abu.

"Udah Abu Gak usah kebanyakan mikir, dijamin Abu tidak akan rugi dan tidak akan tertipu beli sama oe, oe jamin keasliannya. Abu juga bisa jual lagi kapan saja Abu butuh uang atau mau tukar tambah." Kong menjelaskan karena menangkap kegelisahan Abu.

"Memangnya berapa duit yang harus saya keluarkan untuk dapetin berlian ini?" Tanya Abu pantang menyerah.

"Lihatlah seluruh emas yang ada disini, ini berlian yang paling murah cukup untuk membeli dua kali lipat seluruh emas yang oe pajang." Jelas Kong.

Sontak Abu melongo mendengarnya. "Oooowh... lalu apa yang saya lakukan setelah membelinya?" untuk meredam keterkejutan kata-kata lugu meluncur begitu saja dari mulut Abu.

"Hahaha... Abu kok lucu yach, Abu bisa bergaul dengan orang-orang kelas atas, coba Abu kenakan pastilah orang akan kagum." Jelas Kong.

"Anda tahu saya cuma bergaul dipasar apa mungkin mereka mengerti Kong sendiri menyembunyikan ini barang." Jawab Abu.

Giliran Kong yang mlongo, otaknya diputar untuk meyakinkan si pembeli, bahwa apa yang dibelinya bukanlah suatu yang sia-sia. Buatnya hal ini adalah kesempatan untuk mempromosikan barang dagangannya yang langka.

"Tenang saja Abu nanti saya perkenalkan keseluruh orang pasar bahwa Abu punya barang yang paling mahal." Jelas Kong.

"Anda sendiri memilih untuk menyembunyikan giliran saya beli kenapa harus disiar-siarkan, apa itu bukan sama saja menyodorkan kepala untuk dipenggal?" Jawab Abu cerdas.

Kong makin pusing mendengar jawaban Abu yang ada benarnya juga, dipilir-pilir kumisnya sambil manggut-manggut. "Jadi Abu tidak jadi membeli?" Tanya Kong tak kenal menyerah.

"Kong tahu kan siapa teman-teman ane? Ane rasa gak perlu barang beginian. Jadi ane tidak jadi beli." Ketus Abu.

"Oe... oe... sia-sia waktu saya." Kong menggerutu. Terlintas dalam benaknya akan waktunya terbuang melayani Abu.

"Saya tahu kerisauan Kong, begini saja saya paling menghargai ilmu saya balas dengan ilmu juga jika Kong berkenan." Jawab Abu menangkap kekecewaan Kong.

Sontak Kong malu mendengar sambutan Abu, "Oe... oe Abu tidak usah tersinggung, toh manusiawi oe pikir Abu maklum lah."

"Tidak Kong ini sudah jadi tabiat saya, jika Kong tidak mau rugi saya hanya butuh waktu sebentar saja." Kilah Abu.

"Begini Kong, kita hidup di dunia ini agar memahami betapa hidup ini berharga kira-kira dari siapa? Orang yang memahami hidup bukan? Orang yang memahami hidup tahu dari siapa? Dari yang menghidupkan dan mematikan yaitu Tuhan. Di dunia ini saja orang mengenal barang mahal yaitu berlian dengan cara yang rumit yang sedikit saja orang tahu dan susah didapat. Sayapun kalau tidak dikasih tahu Kong pastilah menganggap itu hanya kaca yang dibentuk, agar memantulkan cahaya kemilau tapi jika tidak ada cahaya barang itu tidaklah berarti apa-apa. Bagaimana jka di dunia batu seperti ini banyak dan batu melebihi batu biasa? Begitu juga dengan petunjuk, kehidupan ini tidak mungkin dapat deketahui nilainya tanpa petunjukNYA melalui orang yang sudah mencapai keridhoanNYA dan diutus untuk menerangkan kepada manusia lainnya. utusan itu tidak meminta upah, karena mereka tidak mau kepalsuan pandangan mereka sangat yakin akan balasan akhirat dengan cahayaNYA yang dengan cahaya itu dapat mengenaliNYA dan apa yang dijanjikanNYA. Alangkah naifnya jika kita merasa prestis dengan barang atau berlian yang kita miliki hanya karena orang lain turut mengakui nilainya. Padahal itu semua tidak dapat memberi manfaat apa-apa. Jika setiap orang menyadari masing-masing bertangung jawab apa yang diusahaknnya selaku seorang hamba tentunya mengerti apa tujuan hidupnya. Pada intinya batu tidak punya nilai apa-apa selain daripada orang tahu nilainya begitu juga kehidupan ini bukanlah sekedar menjemput maut." Jelas Abu.

"Owe... owe kalau pakai cara-cara Abu dagangan oe bisa-bisa gak laku... cukup-cukup" Jelas Kong tambah pusing.

...Hmmm tahunya cuma berlian yang paling mahal. Gak tahu harta yang masih tersimpan.

kenalilah aku


[6 AL AN'AAM 70-72] Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur'an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,
Dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepada-Nya." Dan Dialah Tuhan Yang kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.

[5 AL MAA-IDAH 35-36] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.


Read more "Apa yang paling mahal?..."

Rabu, 10 Februari 2010

KATALOGISASI

A. Arti Katalogisasi
Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll.

B. Tujuan dan Fungsi Katalog
Tujuan katalogisasi menurut Carles Ammi Cutter (dalam Qalyubi, 2007) bahwa tujuan catalog perpustakaan adalah :
1.Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yanh diketahui berdasarkan pengarang, judul buku dan subyeknya.
2.Menunjukan buku yang dimilki perpustakaan dari pegarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, dan dalam literatur tertentu.
3.Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
Adapun fungsi dari pembuatan katalog adalah untuk mempermudah pencarian buku dalam perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subyek.

C. Cara Membuat Katalog
Sistem katalogisasi yang dikembangkan mengalami berbagai tahapan penyeragaman peraturan katalogisasi. perkembangan terakhir yang sampai sekarang masing digunakan untuk pedoman katalogisasi secara internasional adalah : Anglo American Cataloguing Ruler 2 : Revised ( 1988 )/ AACR2R.
Sedangkan perpustakaan mempunyai bentuk fisik katalog yang bermacam-macam:
1.Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm
2.Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm
3.Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
4.Katalog OPAC (Online Public Access Catalog).
Sedangkan untuk jenis katalog perpustakaan ada beberapa jenis :
1.Katalog Shelflist
2.Katalog Pengarang
3.Katalog Judul ; dan
4.Katalog Subyek.

D. Cara Menyusun Katalog
Cara menyusun katalog ada 2 macam yaitu :
a)Bagi kelompok kartu katalog yang pengarang, kartu katalog judul, dan kartu katalog subyek, masing-masing di susun menurut urutan secara alfabetis dari pada huruf-huruf nama pengarang, judul dan subyek.
b)Bagi kelompok katalog shelflist, disusun menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada sudut kiri atas, sepertihalnya menyusun buku pada rak buku menurut urutan nomor penempatan yang tercantum pada label yang di tempelkan pada punggung buku.

E. Labelisasi
Salah satu dari bentuk pengeloaan perpustakaan adalah adanya label atau cap pada setip bahan pustaka. Dalam pemberian cap atau label pada bahan pustaka terdapat dua hal yang perlu di perhatikan yaitu :
1.Label atau cap pada inventaris, yaitu cap atau stempel yang terdiri atas kolom -kolom isisan nomor inventaris dan tanggal pada waktu buku di daftar di dalam buku inventaris. Bentuknya terserah pada selera masing-masing perpustakaan yang memiliki.
2.Label atau cap perpustakaan, yaitu cap atau stempel yang terddiri dari nama perpustakaan yang bersangkutan dan bentuknyapun terserah kepada selera perpustakaan yang memiliki.

BAB III
PENYUSUNAN DAN PEMELIHARAAN BUKU

A.Penyusunan Buku
Dalam menyusun buku terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1.Buku-buku di susun menurut urutan nomor klas mulai dari yang terkecil sampai pada yang terbesar.
2.Kemudian susunan dilanjutankan dengan susunan menurut urutan secara alfabetis 3 huruf kependekan nama utama / keluargapengarangsatu persatu, mulai huruf ke 1, 2 ,dan ke 3, dilanjutkan dengan urutan secara alfabetis pula satu huruf pertama dari judul.
3.Selanjutnya diteruskan dengan urutan nomor maupun huruf lain yang kiranya masih trcantum dalam label nomor penempatan.

B.Pemeliharaan Buku
Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya.
Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya.
Pemliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Pemeliharaan Bahan Pustaka pada dasarnya ada 2 (dua) cara :
1.Pemeliharaan kondisi lingkungan bahan pustaka, yang meliputi :
a)mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh cahaya.
b)mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh suhu udara dan kelembaban udara
c)mencegah kerusakan dari faktor kimia, partikel debu, dan logam dari udara
d)mencegah kerusakan dari faktor biota dan jamur
e)mencegah kerusakan dari faktor air
f)mencegah kerusakan dari faktor kebakaran
g)melakukan fumigasi ; tindakan pengasapan yang bertujuan mencegah,
2.Pemeliharan kondisi fisik bahan pustaka meliputi :
a)menambal dan menyambung
b)menambal dengan bubur kertas
c)menambal dengan potongan kertas
d)menambal dengan kertas tisu
e)menyambung dengan kertas tisu
f)laminasi dengan tangan
g)laminasi dengan mesin pres panas
h)laminasi dengan filmoplast
i)enkapsulasi (memberikan bahan pelindung dengan film plastik polyester )
j)penjilidan dan perbaikan

Dalam pemeliharaan bahan pustaka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan pustaka di perpustakaan :
1)menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka atau dokumen
2)menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen
3)mengatasi kendala kekurangan ruang (space)
4)mempercepat proses temu balik atau penelusuran dan perolehan informasi
5)menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka

Kegiatan Pemeliharaan bahan pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain :
1)Fungsi perlindungan : upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa faktor yang mengakibatkan kerusakan
2)Fungsi pengawetan : upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3)Fungsi kesehatan : upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih sehingga tidak berbau pengap dan tidak mengganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan.
4)Fungsi pendidikan : upaya memberikan pendidikan kepada pembaca, bagaimana memanfaatkan bahan pustaka yang baik dan benar
5)Fungsi kesabaran : upaya pemeliharaan bahan pustaka membutuhkan kesabaran dan ketelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Moedzakir, Pemeliharaan Buku dan Menjilid, Yogyakarta : Pusdiklat Perpustakaan IKIP, 1980.
Basuki, Sulistyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Razak, Mohammadin, Pelestarian bahan pustaka dan arsip, Jakarta : Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992.
Martoatmodjo, Karmidi : Pelestarian Bahan Pustaka, Jakarta : Universitas Terbuka, 1993.

Read more "KATALOGISASI..."

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya Kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu :
1. Periode Pertama.
Periode pertama, berlangsung sekitar tahun 711 – 755 M. Periode ini, menghantarkan Andalusia menjadi sebuah provinsi yang tunduk kepada pemerintahan pusat di Damaskus. Pada tahap ini, stabilitas sosial politik dan ekonomi Andalusia belum sempurna, namun relatif aman dan tetap berkembang. Gangguan dan ancaman terhadap proses pembangunan negeri, masih datang silih berganti, baik datang dari luar maupun dari dalam. Pada tahap ini pula, peradaban dan kebudayaan Islam belum mencapai puncaknya, kecuali setelah datangnya Abdurrahman Al-Dakhil pada tahun 138 H / 755 M.

2. Periode Kedua.
Periode kedua, berlangsung sekitar tahun 755 – 912 M. Andalusia pada periode ini dipimpin oleh seorang wali (gubernur) yang menyatakan diri tidak tunduk kepada pemerintahan pusat yang berada di Baghdad. Orang pertama yang memimpin Andalusia yang berdaulat dan berdiri sendiri adalah Abdurrahman Al-Dakhil.
Pada masa ini, umat Islam mulai mengalami kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Maka peradaban Islam pun mulai tumbuh dan berkembang. Abdurrahman Al-Dakhil segera membangun Mesjid Cordova dan sekolah-sekolah di berbagai kota besar di Spanyol. Hikam I berjasa dalam membangun dan menegakkan hukum dan perundang-undangan, Hakam I dikenal sebagai reformis dan pembaharu, dan Abdurrahman Al-Aushat dikenal sebagai ilmuan dan filosof. Ilmu pengetahuan dan seni budaya pada masa ini, sudah mulai semarak berkembang dan menuju kepada kemajuan.
3. Periode Ketiga.
Pada periode ini, umat Islam mengalami kemajuan yang luar biasa, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun sosial budaya. Peride ini berlangsung sekitar tahun 912 – 1013 M. yang diawali dengan kepemimpinan Abdurrahman III dan diakhiri dengan munculnya kerajaan-kerajaan kecil, yang disebut Muluku Al-Thawaif.
Peradaban Islam di Eropa semakin tampak bersinar, sebab periode ini, banyak mengandung kemajuan yang cukup berarti. Abdurrahman III segera mendirikan pusat berkembangnya ilmu pengetahuan, yakni Universitas Cordova. Perpustakaan yang terdapat di Universitas itu, memiliki ribuan buku yang memuat berbagai ilmu pengetahuan. Apalagi setelah Hakam II memimpin Andalusia, umat Islam semakin merasakan betapa pesatnya ilmu pengetahuan berkembang, yang pada saatnya menghantarkan dan membentuk suatu peradaban Islam yang sempurna dan berkualitas tinggi.
4. Periode Keempat.
Peride keempat, berlangsung sekitar tahun 1013 – 1086 M. pada tahap ini Andalusia sebagai suatu kerajaan yang berdaulat yang utuh mengalami disintegrasi. Kota-kota besar di wilayah Andalusia, merasa kuat dan mampu mendirikan kerajaan sendiri. Periode ini merupakan awal kehancuran umat Islam di Andalusia, sebab mereka saling bertengkar dan berperang sesama Muslim untuk merebutkan wilayah kekuasaan.
Pertikaian intern itu, tentu saja terbaca oleh kaum Nasrani sebagai kelemahan bagi umat Islam. Mereka berusaha menyusun kekuatan untuk segera dapat menghancurkan umat Islam. Namun demikian, perkembangan ilmu pengetahuan dan kreativitas intelektual pada masa ini masih tetap berjalan, meskipun tidak sehebat masa-masa sebelumnya.
5. Periode Kelima.
Periode kelima, berlangsung sekitar tahun 1086 – 1248 M. yang dipimpin oleh dua dinasti yang menonjol ketika itu, yaitu dinasti Murabithun (1086 – 1143 M) dan dinasti Muwahidun (1146 – 1253 M). Kedua dinasti ini sebenarnya berasal dari Afrika Utara, yang datang ke Andalusia atas undangan raja-raja Islam untuk membantu melawan serangan kaum Katolik Barat. Untuk beberapa dekade, serangan dan pertahanan kedua dinast itu cukup kuat, sehingga Islam masih tetap berkibar untuk sementara di tanah Spanyol. Namun akhirnya, kaum Katolik dengan pasukannya yang besar dan kuat dapat menghancurkan mereka, yang memaksa kedua pemimpin dinasti itu pindah kembali ke Afrika.
Kaum Katolik sejak tahun 1212 mengalami kemenangan yang luar biasa, sehingga kota-kota besar Islam satu-persatu jatuh ke tangan mereka. Kota Cordova jatuh ke tangan penguasa Katolik pada tahun 1238 M. sepuluh tahun kemudian menyusul kota Seville jatuh pada tahun 1248 M. Bahkan seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Katolik, kecuali Granada yang masih dikuasai Bani Ahmar.
6. Periode Keenam.
Periode keenam, berlangsung sekitar tahun 1248 – 1492 M.yang sebenarnya merupakan akhir dari kekuasaan Islam di tanah Spanyol. Namun demikian di bawah kekuasaan Bani Ahmar (1252 – 1492 M) peradaban Islam mulai mengalami kemajuan yang cukup berarti. Namun kejayaan Islam itu tidak bertahan lama akibat konflik intern yang terjadi di kalangan istana.
Pangeran Abu Abdullah Muhammad tidak setuju atas keputusan ayahnya yang mengangkat adiknya sebagai putera mahkota. Dia melakukan perlawanan dengan meminta bantuan pasukan Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkan kekuasaan sang ayah, akhirnya ayahnya terbunuh dan adiknya naik tahta menjadi raja. Perlawanan terus dilakukan, dan adiknya pun terbunuh juga. Akhirnya ia pun naik tahta, namun segera dirongrong oleh penguasa Kristen yang pernah membantunya. Tak lama menduduki kerajaan, akhirnya Abu Abdullah Muhammad digulingkan oleh kedua penguasa Kristen, Ferdinand dan Isabella, pada tahun 1492 M. Maka sejak itulah, seakan lenyap dari bumi Andalusia.
B. KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA.
1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Filsafat.
Ketika Islam berjaya di Andalusia, ilmu pengetahuan dan filsafat mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Ketika Islam lahir, sebagai agama pemersatu dan agama peradaban, bangsa Yunani sedang tenggelam dalam kekuasaan pemerintah yang kejam, sedang dunia Islam mulai menyingsingkan fajar kebebasan, terutama bagi berkembangnya ilmu pengetahuan. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh penguasa Muslim ketika itu, sehingga para ilmuwan dan filsof kenamaan banyak lahir di dunia Islam, seperti Ibnu Hazm dengan karyanya al-Milal wa al-Nihal, Abu bakr Muhamad Ibnu Al-Asyik (wafat 1138) yang dikenal Ibnu Bajah, Abu Bakar Ibnu Thufael (wafat 1185) yang dikenal dengan bukunya yang berjudul “Hay bin Yaqdzan”, Ibnu Rusyd (1126 – 1198 M) yang dikenal dengan sebutan Averous, karyanya antara lain Tuhafut al-Tuhafut.
2. Bidang Geografi dan Sains.
Ilmuwan di bidang geografi lahirlah nama Ibnu Jubair, seorang pengarang buku berjudul “Perlawatan ke negeri-negeri Islam”, Abu Hamid Al-Hazim dan Abu Ubaid Al-Bakry.
Di bidang sains muncullah nama-nama yang ahli di bidang kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia, dan lain-lainnya misalnya Wafid Al-Bakhmi, Khalaf Al-Zahrawi, sebagai ahli di bidang kedokteran dan ilmu fa’al. Abu Qasim al-Zanrawi seorang dokter bedah yang mengarang buku Al-Tasrif setebal 30 jilid, Ibnu Khatimah ahli penyakit Malaria, Abbas Ibnu Farnas ahli Kimia dan Astronomi, ia adalah seorang ilmuwan pertama yang menemukan cara membuat kaca dari batu.
3. Bidang Sejarah dan Sosiologi.
Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan yangpernah berkunjung ke Indonesia dan Asia Tenggara, Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia, Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya Mukaddimah.
4. Bidang Agama dan Hukum Islam.
Bidang ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang pada akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain Ibnu Rusyd yang terkenal dengan karyanya; Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah al-Mukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul al-Ahkam, dan sebagainya.
5. Bidang Musik dan Kesenian.
Tokoh yang terkenal pada masa ini di bidang musik dan seni suara adalah Al-hasan bin Nafi’ yang dijuluki Zaryab, ia adalah seorang seniman yang terkenal di zamannya.
6. Bidang Bahasa dan Sastra.
Di bidang bahasa dan sastra, bahas Arab merupakan bahasa administrasi bagi pemerintahan Islam Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan muslim di negeri itu termasuk penduduk asli. Di antara tokoh yang terkenal pada masa itu adalah Ibn Malik pengarang kitab “Alfiyah”, Ibn Khuru, Ibn Al-Haj, dan sebagainya, sedangkan tokoh sastranya antara lain Ibn Abdi Rabah dengan bukunya Al-Iqd al-Farid, Ibn Basam dengan bukunya Al-Dzakirah fi Miahasin al-Jazirah, dan Al-Fath Ibn al-Haqan dengan karangannya Al-Qalaid.
7. Bidang Pembangunan Fisik.
Pemerintahan Islam di Andalusia juga mengembangkan dan membangun beberapa lembaga berikut sarana dan prasarananya, misalnya membangun tropong bintang di Cordova, membangun pasar dan jembatan, melakukan upaya pengendalian banjir dan penyimpanan air hujan, membangun sistem irigasi hidrolik dengan menggunakan roda air (water wheel), memperkenalkan tanaman padi dan jeruk, dan mendirikan pabrik-pabrik tekstil, kulit, logam, dan lainnya.
C. RUNTUHNYA KERAJAAN ANDALUSIA.
1. Lemahnya Kekuasaan Bani Umayyah II dan Bangkitnya Kerajaan-Kerajaan Kecil di Andalusia.
Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil. Sepeninggal dinasti Umayyah, kerajaan di Spanyol menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan itu antara lain bani Ibad di Seville, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di Granada, bani Hud di Saragosa, dan yang terkenal adalah bani Dzin Nun yang menguasai kota Toledo, Valensia, dan Marusa.
Raja-raja kecil ini sering berebut kekuasaan, yang satu menghantam yang lain, sehingga kekuatan mereka menjadi lemah, sedangkan pada saat yang sama, raja-raja Eropa bersatu. Raja Al-Fonso VI dan Leon mengadakan kerjasama dengan Australia, Castilia dan raja-raja lainnya. Mereka bersatu menghimpun kekuatan untuk menghancurkan kekuatan Islam di Spanyol. Kekuatan baru inilah yang dapat menaklukkan kota Granada pada tahun 898 H / 1492 M.
Dengan jatuhnya kota Granada, berakhirlah kekuasaan Islam Arab pada masa itu di Andalusia, setelah mereka menguasai negeri itu selama delapan abad.
2. Timbulnya Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai Kembali Andalusia.
Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan selama itu pula orang-orang Eropa mulai menyusun kekuatannya untuk menghancurkan Islam. Pada saat kekuasaan Islam mulai melemah, mereka segera menyusun kekuatan baru yang luar biasa. Serangan demi seranganpun dilancarkan terhadap kekuasaan Islam, tetapi pada mulanya masih dapat digagalkan.
Pada masa pemerintahan Bani Ahmar (1232- 1492), khususnya pada masa pemerintahan Abdurrahman Al-Nasir, kekuatan umat Islam dapat dipulihkan kembali. Akan tetapi menjelang akhir hayatnya, ia mewariskan kekuasaan itu kepada adik kandungnya. Akibatnya Abu Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa kecewa, dan menuntut balas terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan yang menewaskan sang ayah, tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya. Abu Abdullah kembali menyusun rencana pemberontakan dengan meminta bantuan penguasa Kristen Ferdinand dan Isabella. Permintaan itu dikabulkan dan pamannya tewas terbunuh. Setelah itu, segudang hadiah yang terdiri dari emas berlian, diserahkan kepada Ferdinand dan Isabella.
Tetapi para penguasa Kristen itu, tidak merasa puas dengan hadiah. Bahkan mereka ingin merebut kekuasaan Abu Abdullah dan mengenyahkan kekuasaan Islam dari tanah Spanyol. Rencana penyerangan pun disusun, dan pada saat pasukan Abu Abdullah dikepung selama beberapa hari, akhirnya Abu Abdullah menyerah tanpa syarat dan bersedia hengkang dari bumi Spanyol pada tahun 1492 M. Dengan demikian, tamatlah sudah riwayat perjuangan umat Islam di Andalusia. Pada saat yang bersamaan, penguasa Eropa Kristen dengan leluasa menancapkan kakinya di bumi Andalusia setelah selama delapan abad berada di tangan kaum Muslimin.
D. HANCURNYA PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA.
1. Hancurnya Kekuasaan Islam dan Rendahnya Semangat Para Ahli Dalam Menggali Budaya Islam.
Hancurnya kekuasaan Islam di Andalusia pada tahun 1492 M berdampak negatif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Para Ilmuwan dilanda kelesuan, mereka tidak semangat lagi menggali dan mengkaji ilmu pengetahuan. Mereka seakan berputus asa ketika melihat serangan yang bertubi-tubi dilancarkan kepada umat Islam, terutama lagi tindakan penguasa Kristen itu terhadap peradaban Islam. Mereka menyaksikan banyak pusat-pusat peradaban di hancurkan, bahkan para ilmuwan sendiri, tidak sedikit yang tewas di bunuh tentara Kristen di Spanyol. Peristiwa yang tragis dan sangat mengenaskan itu, amat membekas di lubuk hati para ilmuwan, sehingga mereka banyak yang lari menyelamatkan diri ke Afrika Utara.
Peristiwa pahit yang terjadi pada tahun 1492 M itu, membawa dampak psikologis bagi para ilmuwan muslim. Mereka tidak lagi mempunyai gairah untuk bangkit kembali dan memajukan peradaban Islam, melalui ide-ide cemerlang dan usaha kreatif mereka selama ini yang telah memberikan andil besar bagi kemajuan peradaban Islam. Dampak yang lebih jauh dari sikap para ilmuwan muslim yang demikian itu, adalah terjadinya kemandegan peradaban. Peradaban Islam mengalami masa-masa suram dan penurunan kualitas intelektual umat Islam. Akhirnya harapan dan keinginan umat Islam yang mendambakan agar bangkit kembali membangun peradaban Islam, yang pernah jaya di masa lalu tak pernah terwujud.
2. Banyaknya Orang-Orang Eropa Yang Menguasai Ilmu Pengetahuan Dari Islam.
Begitu besarnya perhatian para penguasa muslim dan para ilmuwannya terhadap ilmu pengetahuan maka mereka saling bekerja sama untuk memajukan bangsa dan negara. Banyak penelitian dan pengkajian dilakukan, lembaga-lembaga riset dibangun, Sekolah Tinggi dan Universitas didirikan. Di lembaga ini tidak hanya orang Islam yang diberi kesempatan mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi semua orang termasuk orang Kristen. Akibatnya banyak orang-orang Kristen Barat yang tertarik dan belaaajar di Universitas-Universitas Islam itu.
Karena tertarik oleh metode ilmiah Islam, banyak para pendeta Kristen yang menyatakan diri untuk belajar di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Contohnya seorang pendeta Roma, Italia bernama Roger Bacon ( 1214 – 1292 M.), ia datang ke Paris untuk belajar bahasa Arab antara tahun 1240 sampai 1268 M. Setelah mahir menguasai bahasa Arab, ia segera membaca dan menterjemahkan berbagai ilmu pengetahuan yang ditulis ilmuwan muslim dalam bahasa Arab. Ilmu yang menarik hatinya adalah ilmu pasti. Buku-buku yang asli berbahasa Arab dan hasil terjemahannya banyak di bawa ke Inggris. Lalu disimpan di Universitas Oxford. Hasil terjemahan Bacon itu, diterbitkan dan menggunakan namanya sendiri. Ia tidak menyebutkan nama-nama asli pengarang buku-buku itu, yang tak lain adalah ilmuwan-ilmuwan muslim. Di antara karangan yang diterjemahkannya dan tidak menyebutkan nama asli pengarangnya itu, adalah kitab Al Manadzir karya Ali Al-Hasan Ibnu Haitsam ( 965 – 1038 M ). Di dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu, kemudian buku itu disebut sebagai karya Roger Bacon.
BAB III
PENUTUP
K E S I M P U L A N
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Tapi pada abad ke – 10 M dunia Islam mulai menampakkan tanda-tanda kemunduran, begitu juga peradabannya. Kemunduran itu terjadi setapak demi setapak, sehingga pada pertengahan abad ke – 12 M, tibalah saatnya masa keruntuhan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Aslad, H. Mahrus dan Drs. A. Wahid Sy. Bandung. Armico. 2001.
Yatim, Badri, 2002 Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II. Jakarta. P.T Raja Grafindo Persada. Cetakan ke 3 September 2002.


Read more "PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA..."

Senin, 08 Februari 2010

UKHUWAH DI PADANG TANDUS

Panceng, sebuah kecamatan di kabupaten Gresik yang terletak di perbatasan kabupaten Lamongan kecamatan Paciran, aku mengawali pendidikanku sebagai seorang mahasiswa. Kedatanganku bertepatan dengan musim kemarau, sehingga sangat sukar mendapatkan air, baik untuk mandi maupun untuk wudlu. Bisa kita Bayangkan kesukaran dalam mendapatkan air, karena asramaku terletak di puncak sebuah bulit yang berkapur. Tapi hikmah dibalik itu semua sangat besar, karena Ukhuwah di antaraku dan teman-teman bisa terjaga dengan baik.

Panceng merupakan kampus dua dari Sekolsh Tinggi Agama Islam Lukman Al-Hakim(STAIL) Hidayatullah Surabaya, yang berkonsentrasi penuh pada pengembangan bahasa Inggris da bahasa Arab. Ternyata sangat efektif, karena tempatnya sangat kondisional. karena sangat jauh dari hiruk pikuk dan gemerlap dunia sehinnga aku bisa berkonsentrasi penuh pada mata kuliah yang diberikan oleh dosen.

Ternyata, tidak selamanya tinngal di daerah tandus itu menyedihkan. Karena kami sangat terasa nyaman dengan keadaan yang sangat sederhana dan jauh dari desa maupun kota. Walaupun jauh dari kerameian, tapi tidak menyurutkan semangat kami untuk menyambung tali silaturahmi dengan penduduk sekitar, yang jaraknya mencapai 2-3 km dari puncak bukit tempat tinggal kami.

Pengalaman ini tidak pernah bisa saya lupakan, karena sampai saat inipun aku tetap dirindukan oleh orang-orang yang pernah kami kenal di beberapa desa di kecamatan Panceng, seperti desa Campurejo, desa Prupuh dan desa Dalegan.

Ternyata, efek dari ukhuwah dan benyambung tali silaturahmi itu sangat dasyat dan mampu meninggalkan kesan yang sangat mendalam, sehingga tidak dapat kami lupakan begitu saja, dan aku akan berusaha untuk menjaga tali silahturahmi ini sampai kapanpun. Jika ada kesempatan aku akan berkunjung kesana, sekedar untuk melepas rindu pada pemandangan yang sangat menyenangkan dan kepada penduduk setempat.

Itulah sekelumit pengalaman yang sangat menarik di padang tandus selama 1 tahun aku tinggal disana dan tidak bisa aku lupakan. Ternyata panceng telah menyihirku dan membuatku selalu merindukannya.

Read more "UKHUWAH DI PADANG TANDUS..."
 

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Blog Tricks

Powered By Blogger

Easy Blog Tricks

Powered By Blogger

Grey Floral ©  Copyright by PARA MUJAHID | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks